Bobby Nasution: Perlu Upaya Keras Wariskan Nilai Luhur Seni Budaya

IMG 20231005 WA0036

 

DNN l Medan – Seni dan budaya bukanlah kekayaan yang bisa diwariskan secara genetis. Perlu upaya keras untuk mewariskan nilai luhur seni dan budaya kepada generasi mendatang.

Demikian disampaikan Wali Kota Medan, Bobby Nasution diwakili Kepala Badan Riset dan Invoasi Daerah (Brida) Medan, Mansursyah, saat membuka Seminar Kajian Pengembangan Media Pendidikan Seni dan Budaya Berbasis Multimedia untuk Penguatan/Rintisan Museum Digital di Kota Medan, Kamis (05/10/2023) di Ruang Rapat III Balai Kota Medan.

“Tanpa kesungguhan melestarikannya, niscaya di masa depan kita hanya bisa mengetahui tentang seni dan budaya leluhur kita dari referensi bacaan maupun artefak yang ada di museum,” kata Mansur dalam kegiatan yang diikuti kepala sekolah, guru seni budaya SD dan SMP di Medan itu.

Indonesia, lanjut Mansur, bangsa besar yang dianugerahi berbagai macam kekayaan alam dan kekayaan seni budaya adiluhung. Dengan 17.000 ribu lebih pulau, 700 lebih suku bangsa, 1.100 lebih bahasa daerah, dan beragam kekayaan lain, membuat Indonesia kian unik.

“Keunikan ini menghasilkan budaya beragam. Kebudayaan itu lahir sebagai buah kearifan lokal masyarakat setempat dalam menghadapi kondisi bentang geografis yang berbeda-beda, sehingga seni dan budaya yang ada di tanah air kita juga menjadi sangat variatif,” ujarnya.

Mansur menekankan, upaya melestarikan nilai-nilai seni dan budaya tanggung jawab bersama dan memerlukan integrasi berbagai pihak seperti pemerintah, institusi dan individu untuk menjaga bangsa ini dari serbuan budaya asing.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sosial dan Kependudukan Brida Medan, Supriyono, melaporkan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan mulai Agustus sampai dengan Oktober 2023.

“Tujuan penelitian yang diseminarkan pada hari ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kepada pimpinan daerah dalam mewujudkan efektivitas penggunaan media pendidikan seni dan budaya berbasis multimedia untuk penguatan/rintisan museum digital,” terangnya.

Tahapan dalam penelitian ini, rincinya, meliputi kunjungan kerja ke opd terkait dalam penjaringan isu-isu yang prioritas untuk dilakukan penelitian, rapat koordinasi tim untuk penentuan judul penelitian, seminar proposal penelitian, pengambilan data ke lapangan, dan seminar hasil.

Dalam presentasinya, anggota tim penelitian Yusnizar Heniwaty, SST., M.Hum., Ph.D., menyampaikan simpulan antara lain penggunaan media pendidikan dalam museum digital sengat efektif untuk digunakan oleh guru-guru dan masyarakat sebagai media informasi dan referensi dalam bidang seni dan budaya.

“Selain itu, media pendidikan seni dan budaya yang dikembangkan mencakup capaian kompetensi dari aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik,” tutupnya. (A-Red)