Wong Chun Sen Terima Kunjungan Cucu Guru Patimpus, Sidarta Sembiring Palawi Ceritakan Sejarah Kota Medan

IMG 20220816 WA0069

 

DNN l Medan – Anggota DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B menerima kunjungan cucu pendiri Kota Medan, Guru Patimpus diruang kerjanya di lantai 5 Gedung DPRD Kota Medan, Jl. Kapten Maulana Lubis No. 1 Medan, Selasa (16/8/2022) siang.

Wong mengatakan, kehadiran Sidarta Sembiring Palawi didampingi dr. John Peter Roy Kaban dan Mile Sembiring Palawi ini bertujuan untuk mensosialisasikan mengenai sejarah pendiri Kota Medan, Guru Patimpus kepada masyarakat Kota Medan.

“Saat ini banyak orang yang tidak tahu mengenai sejarah Kota Medan, jadi, bapak-bapak ini adalah keturunan langsung Guru Patimpus,” nya kepada wartawan.

Kepada Delinewstv, Sidarta Sembiring Palawi juga mengungkapkan bahwa mereka ingin berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Medan, untuk memperbaiki makam pendiri Kota Medan yang dianggap sudah dilupakan oleh banyak orang seiring dengan berkembangnya zaman. Makam Guru Patimpus ada di Desa Lama Hamparan Perak, itu adalah kampung istrinya yang keempat Boru Tarigan.

“Kami pernah mensurvei masyarakat Kota Medan, ternyata sangat miris, banyak yang tidak tahu siapa pendiri Kota Medan. Kira-kira hanya 20,3 % saja yang tahu bahwa pendiri Kota Medan adalah Guru Patimpus Sembiring Palawi dan itu moyang saya,” jelasnya.

Jadi, sambung Sidarta, sebenarnya kedatangan mereka kesini sebagai empat garis keturunan moyang Guru Patimpus. Jadi 4 istrinya yang pertama Boru Sinuhaji dari Ajijahe, istri kedua juga Boru Sinuhaji dari Ajijahe, istri ketiga Boru Bangun dari Batukarang, dimana dia mendirikan Desa Perbaji yang ada di Tanah Karo, Sumatera Utara dan istri keempat istri pangeran Pulo Brayan, Deli Serdang.

“Nah, itulah istri terakhir yang dibawa ke antara Sungai Deli dan Sungai Babura dan dibuatlah disitu rumah bernama Madani atau rumah untuk pengobatan di Medan. Itulah rumah kesembuhan pengobatan untuk orang yang tidak mampu,” terangnya.

Lanjut Sidarta Sembiring Palawi, menceritakan sejarah Kota Medan. “Moyang kami ini adalah Datuk besar, bisa menyembuhkan orang sakit. Kemudian, nama yang dulu aslinya adalah Kuta Madan, berubahlah menjadi kota Medan,” tuturnya

Tambahnya lagi, Kami bersama ketua dr. John Piter Roy Kaban dan 4 garis keturunan Guru Patimpus selanjutnya akan membuat program sosialisasi kepada masyarakat kota Medan, siapa nama pendiri kota Medan itu. Ia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Medan, Ketua DPRD Sumut dan Ketua DPRD Medan.

“Kami berharap nantinya bisa berkolaborasi dengan Kepala Dinas Pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA hingga ke perguruan tinggi, juga akan membuat launching besar-besaran di kota Medan. Akan kami perkenalkan lagi siapa pendiri Kota Medan, dan bagi-bagi buku gratis kepada masyarakat. Nantinya akan dilibatkan juga teman-teman wartawan dari media cetak, online dan elektronik, media internasional juga akan diundang. Intinya, disini kita turut membantu Walikota Medan agar masyarakat tidak melupakan sejarah,” tutur Sidarta Sembiring Palawi.

Menanggapi keinginan dari keturunan Guru Patimpus ini, Wong Chun Sen, menharapkan kepada Pemerintah Kota Medan, agar segera diusulkan ke dalam kurikulum pendidikan dasar seperti di pendidikan sejarah.

“Saya minta Pemko Medan agar mengusulkan, silsilah dari Guru Patimpus dimasukkan ke pelajaran sejarah tentang Kota Medan. Ini sangat baik, agar para murid mengenal lebih dekat tentang sejarah kota nomor 3 terbesar di Indonesia ini,” harapnya.

Sebagaimana contohnya, di Singapura itu wajib mengetahui siapa pendiri negaranya, karena itu sudah diajarkan sejak disekolah.

“Tapi, apabila di sekolah tidak dipelajari, pasti warganya banyaknya yang tidak tahu pendiri kota atau negara nya. Inikan juga termasuk pariwisata sejarah,” pungkas Wong yang juga Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan ini. (A-Red)