DNN l Medan – Ketua Fraksi HPP DPRD Medan Hendra DS mengaku kecewa dan menyesalkan kinerja sejumlah pemborong pengerjaan drainase pada sejumlah wilayah di Kota Medan. Pasalnya, tumpukan tanah berlumpur bekas galian parit dibiarkan menumpuk di badan jalan, yang akhirnya mengganggu masyarakat pengguna jalan.
“Kita kecewa dan menyesalkan kontraktor ataupun pemborong yang tidak profesional, sehingga pekerjaan drainase yang mereka lakukan sangat meresahkan warga sekitar dan pengguna jalan lainnya,” kata Hendra DS kepada wartawan, Kamis (10/11/2022) menyikapi kondisi sejumlah ruas badan jalan dipenuhi timbunan tanah bercampur lumpur yang terbiarkan.
Seperti kondisi di Jalan Menteng II Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Ada pembuatan drainase di tengah badan jalan sepanjang 600 meter. Kondisi saat ini, sudah dikerjakan sekitar 100 meter. Namun, tanah bercampur lumpur tidak dibersihkan dari badan jalan.
Menurut Budi, salah seorang warga sekitar mengatakan, akibat pengerjaan yang terkesan asal asalan, kendaraan warga tidak bisa masuk kerumah dikarenakan tumpukan tanah dan lumpur.
Budi menyebut, ketika warga mempertanyakan kepada pengawas dilapangan, pengorekan drainase yang sudah 600 meter bisa dirapikan. “Parahnya lagi, pembangunan Masjid jadi terhenti, karena mobil yang mengangkut bahan material tidak bisa masuk,” ucapnya kesal.
Menyikapi keluhan warga tersebut, Hendra DS minta pada pemborong agar menyahuti keluhan warga.
“Kita minta supaya kontraktornya memperhatikan dampak pekerjaan mereka ke warga. Artinya, pengerjaan proyek jalan silahkan, asal aktivitas warga juga tidak berhenti,” tegas Hendra DS yang juga Ketua DPC Partai Hanura Kota Medan itu.
Dewan yang duduk di Komisi IV DPRD Medan ini menyebut, pengerjaan galian drainase di Jl Menteng II merupakan salah satu contoh buruknya pengerjaan parit oleh para kontraktor. “Ini salah satu pengerjaan drainase terburuk yang saya lihat,” pungkasnya. (A-Red)