Faktor Dekomposisi Tubuh Mayat dan Jadi Kerangka

png 20230509 000548 0000

dntv – Seseorang yang meninggal dunia (mayat) tanpa membutuhkan waktu lama tubuhnya mulai rusak, bahkan tubuhnya bisa langsung membusuk.

Dilansir dari Live Science, pembusukan tubuh manusia yang telah meninggal (mayat) disebabkan sel-sel tubuh manusia mulai layu dan bakteri yang menyerang. Bagi sebagian orang, pembalseman terhadap jenazah, biasanya akan dilakukan untuk menunda pembusukan.

Lama tubuh mayat membusuk dan jadi kerangka

Proses pembusukan mayat atau disebut dekomposisi hanya hitungan menit setelah kematian.

Menurut Daniel Wescot, direktur Pusat Antropologi Forensik di Texas State University, dikutip dari Live Science, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi kerangka. Di antaranya, faktor suhu sekitar, keasaman tanah, hingga bahan peti mati. Akan tetapi, rata-rata tubuh manusia yang meninggal dunia lalu berada dalam peti mati, biasanya mulai rusak dalam waktu satu tahun. Hanya saja, dalam proses pembusukan tubuh manusia ini akan membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk dapat terurai sepenuhnya, dan hanya menyisakan kerangka,

Nicholas Passalacqua, seorang profesor di Forensic Osteology Research Station, Western Carolina University menyebutkan, tubuh orang yang meninggal dunia lalu dikuburkan tanpa peti mati, dan tidak memiliki perlindungan dari serangga dan elemen lainnya, akan menjadi kerangka dalam waktu lima tahun. Dekomposisi atau pembusukan mayat itu cukup mudah. Begitu kematian terjadi, darah yang mengandung oksigen akan berhenti mengalir, sel tubuh mulai mati atau mengalami proses yang disebut autolisis.

Proses pembusukan tubuh orang yang meninggal

Live Science pada kutipan buku Evaluation of Postmortem Changes, pembusukan atau penguraian bahan organik tanpa oksigen oleh bakteri, jamur, atau organisme lain, dapat mengubah sebagian kulit tubuh menjadi hijau sekitar 18 jam setelah kematian. Hal ini terjadi secara bersamaan, karena bakteri di perut berkembang biak dengan cepat, menciptakan gas yang menyebabkan tubuh kembung dan bau.

Pembusukan mayat atau jenazah akan berlangsung semakin cepat saat tubuh berada di lingkungan yang panas. Itulah sebabnya, jenazah manusia sering disimpan di lemari es, hingga tiba waktunya dimakamkan. Selama tahap kembung pada perut karena peningkatan bakteri, kulit bisa melepuh dan bisa terjadi marbling, yang mana pembuluh darah berwarna hitam kehijauan dapat terlihat melalui kulit dalam waktu sekitar 24-48 jam setelah kematian.